Ia bernama Muhammad Ali bin Abdul Qadir al-Khathib bin Abdullah al-Khathib. Lahir di Kudus sekitar tahun 1243 H/1828 M. Tumbuh dewasa di bawah asuhan keluarga yang agamis. Ia mengkhatamkan al-Quran dan dasar-dasar ilmu syar’i dari ayahnya, Syaikh Abdul Qadir al-Khatib.
Saat berusia sekitar 20 tahun, ia pergi ke al-Haramain untuk menunaikan ibadah haji, ziarah Rasulullah dan belajar ilmu agama. Di antara guru Syaikh Muhammad Ali Kudus selama belajar di Makkah adalah:
1. Syaikh Ahmad An-Nahrawi al-Mishri.
2. Syaikh Ahmad bin Muhammad ad-Dimyathi.
3. Sayyid Ahmad Zaini Dahlan al-Makki.
Nama terakhir adalah guru utama Syaikh Muhammad Ali Kudus. Darinya ia mengambil mayoritas ilmu yg ia miliki. Syaikh Muhammad Ali Kudus adalah orang yang cerdas. Terbukti dengan waktu belajar yang ia tempuh relatif sebentar. Lalu ia diminta guru-gurunya untuk mengajar. Halaqah kajian Syaikh Muhammad Ali Kudus dipenuhi dengan banyak santri, baik dari daerah dekat maupun jauh. Di antaranya adalah Syaikh Abdul Hamid Kudus dan Syaikh Muhammad Nur Kudus, yang keduanya adalah putra Syaikh Muhammad Ali Kudus sendiri.
Nama yang pertama sudah sangat masyhur di telinga para ulama. Ia telah menyebarkan ilmu ke seluruh antero dunia dengan kitab-kitab yang ia tulis. Yang paling luas penyebarannya adalah kitab Kanz an-Najah wa as-Surur, yg berisi doa-doa mujarrab tiap momen hari besar dalam agama Islam.
Sebagaimana Syaikh Abdul Hamid Kudus yang produktif menulis kitab, ayahnya juga demikian. Banyak kitab yang berhasil ditulis Syaikh Muhammad Ali Kudus. Hanya saja, pada tahun 1302 H atau 9 tahun pasca kewafatannya musibah kebakaran pernah menimpa rumah yang ia tinggalkan yg kemudian dihuni Syaikh Abdul Hamid Kudus. Tak tersisa dari koleksi perpustakaannya kecuali beberapa lembar dan kitab karya Syaikh Muhammad Ali Kudus yang berjudul Kifayat al-Mubtadi. Hal ini adalah bukti keikhlasan Syaikh Muhammad Ali Kudus dalam menulisnya.
Kitab ini membahas seputar akidah 50 yang diyakini Ahlussunnah wal Jama’ah. 50 akidah ini ia ia jelaskan beserta dengan dalil-dalilnya, baik dalil aqli maupun naqli. Syaikh Muhammad Ali selesai menulisnya pada tahun 1271 H/sekitar 1855 M. Kemudian disyarahi oleh putranya, Syaikh Abdul Hamid Kudus, dengan kitab tebal yang berjudul:
إرشاد المهتدي إلى كفاية المبتدي
Syarah ini diterbitkan bersama matannya pada hamisy kitab oleh Syaikh Ahmad Al-Halabi pada percetakan Al-Maimaniyyah Mesir, pada bulan Ramadlan 1309 H.
Dari cetakan lawas Mesir ini alfaqir mentajrid matan Kifayat al-Mubtadi dan menerbitkannya dengan tersendiri di penerbitan Turats Ulama Nusantara, beberapa tahun silam.
Setelah menghabiskan umurnya untuk menyebarkan ilmu dan ibadah, Syaikh Muhammad Ali Kudus wafat pada malam Jum’at, 23 Dzul Qa’dah 1293 H/Desember 1876 M. Masyarakat berbondong-bondong ikut mensholati jenazah Syaikh Muhammad Ali Kudus di Masjidil Haram. Kemudian jasad mulia beliau dikebumikan di Pemakaman Jannat al-Mu’alla di depan kubah Sayyidatina Khadijah al-Kubra.
Semoga Allah merahmati Syaikh Muhammad Ali Kudus dan semua ulama kita. Aamiin
Makkah al-Mukarramah, 2 Rajab 1444 H/24 Januari 2023 M
Sumber:
Irsyad al-Muhtadi ila Kifayat al-Mubtadi karya Syaikh Abdul Hamid Kudus
Desain Rumah Kabin
Rumah Kabin Kontena
Harga Rumah Kabin
Kos Rumah Kontena
Rumah Kabin 2 Tingkat
Rumah Kabin Panas
Rumah Kabin Murah
Sewa Rumah Kabin
Heavy Duty Cabin
Light Duty Cabin
Source link