Adakah Masa Nifas Setelah Keguguran?

BincangSyariah.Com – Nifas adalah darah yang keluar pada wanita setelah kosongnya rahim dari janin pasca melahirkan. Namun, karena suatu kondisi membuat sebagian wanita mengalami keguguran dan tidak bisa melahirkan secara normal. Lantas, berapa lama masa nifas setelah keguguran menurut Islam?

Dalam literatur kitab fikih, dijumpai beberapa keterangan yang menyatakan bahwa masa nifas perempuan menurut kajian Mazhab Syafi’i berlangsung atas tiga jenis, masa nifas tercepat berlangsung seketika, yakni hanya hanya dalam waktu mengeluarkan satu kali saja, sedangkan masa nifas pada umumnya berlangsung 40 hari dan masa nifas terlama berlangsung selama 60 hari.

Sebagaimana dalam kitab Kifayatul Akhyar, juz I, halaman 62 berikut,

 وأقل النفاس لحظة وأكثره ستون يوما وغالبه أربعون يوما

Artinya, “Masa nifas paling sedikit seperludahan, paling lama 60 hari, dan umumnya masa nifas berlangsung 40 hari,”

Selain itu, darah tersebut dapat tergolong sebagai nifas apabila keluar setelah melahirkan, sedangkan apabila darah itu keluar bersamaan dengan lahirnya anak atau keluarnya sebelum melahirkan, maka tidak disebut darah nifas.

Sebagaimana dalam kitab Hasyiyah Al-Bajuri, juz 1, halaman 109 berikut,

(والنفاس هو الدم الخارج عقب الولادة) فالخارج مع الولد أو قبله لا يسمى نفاساً

Artinya : “Nifas adalah darah yang keluar setelah melahirkan. Darah yang keluar bersamaan dengan anak atau sebelum keluarnya anak tidak disebut nifas.”

Masa Nifas Setelah Keguguran Menurut Islam

Darah tersebut juga dapat dikatakan nifas apabila keluar sebelum 15 hari semenjak melahirkan. Dalam hal ini, perempuan yang mengalami keguguran disamakan dengan perempuan yang melahirkan, dengan syarat umur kandungan sudah mencapai 40 hari, yakni ketika sudah mulai terbentuk gumpalan darah pada janin.

Apabila wanita mengalami keguguran sebelum 40 hari masa kandungan, maka darah yang keluar tergolong darah haid apabila memenuhi syarat darah haid, apabila tidak maka tergolong darah istihadah.

Sebagaimana dalam kitab Hasyiyah Al-Bajuri, juz 1, halaman 106 berikut,

(قوله عقب الولادة) أي بأن يكون قبل مضي خمسة عشر يوما منها ، فهذا ضابط العقبية وإلا كان حيضا ولا نفاس لها لكن لو نزل عليها الدم بعد عشرة أيام مثلا كانت تلك العشرة من النفاس عددا لا حكما ، فيجب عليها الصلاة ونحوها فيها كما قاله البلقيني واعتمده الرملي وكان الأولى أن يقول عقب فراغ الرحم من الحمل ليخرج ما بين التوأمين ومثل الولادة إلقاء علقة وهي الدم الغليظ المستحيل من المني سميت بذلك لأنها تعلق بما لاقته ، ومضغة وهي القطعة من اللحم المستحيلة من العلقة سميت بذلك لأنها بقدر ما يمضغ

Artinya : “Dikatakan nifas dengan catatan keluarnya itu sebelum lewat 15 hari dari melahirkan, dan ini merupakan standarisasi secara akal, jika tidak demikian maka itu adalah haid bukan nifas.

Tetapi jika darah keluar setelah 10 hari dari melahirkan, maka 10 hari tersebut termasuk nifas dalam segi hitungan bukan hukum, maka wajib bagi perempuan itu untuk melaksanakan sholat dan semacamnya, sebagaimana yang dikatakan oleh Imam Al-Bulqiniy dan dibuat pedoman oleh Imam Ar-Romliy.

Dan yang lebih utama adalah mengatakan ‘setelah kosongnya rahim dari kehamilan’ agar mengeluarkan waktu yang berada di antara lahirnya bayi kembar.

Termasuk dari melahirkan adalah keguguran ‘alaqoh yaitu darah yang menggumpal yang berubah dari mani, disebut ‘alaqoh karena darah itu melekat pada sesuatu, dan juga mudghoh yaitu sepotong daging yang berubah dari ‘alaqoh, disebut mudghoh karena seukuran sesuatu yang dikunyah.”

Dari penjelasan diatas dapat diketahui bahwa darah yang keluar dari perempuan yang mengalami keguguran dapat dihukumi nifas apabila keguguran terjadi setelah umur kandungan mencapai 40 hari.

Apabila wanita mengalami keguguran sebelum 40 hari masa kandungan, maka darah yang keluar tergolong darah haid apabila memenuhi syarat haid, apabila tidak maka tergolong darah istihadah.

Demikian penjelasan mengenai berapa lama masa nifas setelah keguguran menurut Islam. Semoga bermanfaat. Wallahu a’lam. [Baca juga: Keguguran, Pengalaman Perempuan yang Jarang Dibicarakan]

Terkait